GIANYAR, POS BALI - Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korda Gianyar mengadakan kegiatan pasraman pemangku dan serati banten yang dibuka Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, di Aula Geria Taksu, Kemenuh, Sukawati, Minggu (28/5/2023).
Kegiatan diikuti 270 pinandita dan serati banten di Gianyar. Turut hadir Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Bidang Pendidikan, Jro Mangku Gusti Made Sunartha; didampingi Kementerian Agama Provinsi Bali, Sekda Gianyar dan kepala OPD di Pemkab Gianyar.
Jro Mangku Gusti Made Sunartha mengungkapkan, pasraman pemangku dan serati banten yang dilaksanakan ini sebagai wadah informasi dan bertukar pikiran. Pula sebagai ajang komunikasi antarsesama. Pemangku bisa dibilang sebagai ujungtombak bagi masyarakat dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu, maka setiap saat mestinya ada peningkatan pemahaman yang terkait dengan kepemangkuan, adat, dan budaya.
Banyaknya perkembangan dan transformasi zaman, sambungnya, membuat umat yang dilayani selalu mengalami perubahan. “Maka dari itu, kita sebagai pemangku umat harus selalu menyiapkan diri dengan bekal Weda yang kuat, untuk memberi pemahaman dan melayani umat kita di era global seperti ini,” ajaknya.
Dalam sambutannya, Bupati Mahayastra memuji perkembangan PSN Korda Gianyar sangat membanggakan. Sebab, dengan adanya lembaga ini, banyak pemangku di Gianyar bisa didata dan mendapat wawasan lebih baik. Dengan adanya pasraman ini, cetusnya, pemangku dan serati banten yang mengikuti harus betul-betul mendengarkan narasumber agar bisa menerapkan di desa masing-masing. Pula menjadi sumber informasi kepada pemangku yang lain.
“Saya berharap belajar dengan serius dalam kegiatan pasraman ini, guna bekal untuk menjadi yang lebih baik ke depannya,” pesannya.
Ketua PSN Korda Gianyar, Jero Mangku Nyoman Sudiana, menambahkan, pelatihan dalam bentuk pasraman pemangku dan serati banten sudah berjalan beberapa kali. PSN Korda Gianyar rutin menjalankan satu kali setiap tahun.
“Memang waktu ini sempat terhenti karena gering agung yang melanda, ini menjadi pelatihan awal setelah bencana tersebut melanda,” jelasnya.
Pelatihan diselenggarakan pada 28-29 Mei, dengan narasumber Jro Mangku Gede Dwija, I Gusti Made Sunartha, Jro Mangku I Made Dwitayasa, Ida Pedanda Nabe Gede Buruan, dan Ida Pedanda Istri Oka Tembuku. 011