DENPASAR, posbali.co.id - Dua buku sastra Bali modern diulas dalam acara bedah buku bertajuk "Nyujuh Langit di Ulun Danu" bertepatan dengan Tilem Kanem, Kamis (26/12). Acara yang diinisiasi Suara Saking Bali dan Komunitas Bangli Sastra Komala itu digelar di Ganesh House Angkringan Buleleng, bilangan Jalan Tukad Badung, Denpasar.
Kedua buku tersebut yakni kumpulan cerpen (satwa cutet) Bali modern, "Nyujuh Langit di Duur Bukit" dan antologi puisi Bali modern "Ulun Danu". Buku pertama merupakan kompilasi cerpen-cerpen yang termuat dalam Majalah Suara Saking Bali, sedangkan buku kedua merupakan karya penulis muda Erkaja Pamungsu (IK Eriadi Ariana).
Sebagai pengulas adalah Kadek Ruminten (IHDN Denpasar) dan I Gede Gita Purnama Arsa Putra (Prodi Sastra Bali Universitas Udayana). Kedua pengulas tampak memberikan pandangan yang lebih menjurus salah satu buku. Meski memberikan sejumlah kritik terhadap "Ulun Danu", Ruminten tampak lebih memfokuskan perhatian pada buku "Nyujuh Langut di Duur Bukit", sedangkan Gita Purnama memfokuskan perhatian pada buku kedua.
Dalam pandangannya, Ruminten memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kehadiran "Nyujuh Langit di Duur Bukit". Menurutnya, cerpen-cerpen yang disajikan pada buku tersebut sangat beragam, baik dari sisi pesan maupun bentuknya.
"Kumpulan cerpen ini isinya beragam, ada yang membawa pesan pendidikan karakter, ada tentang kegetiran hidup. Pokoknya beragam. Beberapa di antaranya sampai membuat saya tersentuh," katanya.
Dari sisi bentuk, cerpen-cerpen yang disajikan pun menyatakan alur yang beragam. Dari keseluruhan alur yang disajikan, ia mengamati ada sebuah cerpen yang alurnya putus, antara klimaks dan penyelesaian terkesan ada kesenjangan ruang.
"Di sana ketika saya membaca terkesan masih belum puas, kita dibuat menjadi bertanya-tanya olehnya. Oleh karenanya, buku ini patut untuk dimiliki oleh pencinta sastra, sangat menghibur," terangnya.